sejenak terjaga mimpiku tertahan
desiran beliung megah rayapi jendela
terdengar bisikannya ketuk hatiku
gugup jiwaku menjawab desahnya
ku masih mengantuk
menerima sekenanya cinta yang hampa
mungkin juga semua cuma bualan
atau mungkin syarafku terganggu
termangu temani jendela yang terbuka
menari seiring angin membelai
betapa kuingin melanjutkan mimpi
yang tertunduk lesu kutinggal sebentar
entah sudah berapa lama bayangannya
hinggap menyusup ke dalam mimpi
menyelinap lewati relung labirin dalam hati
kusudah lupa wajahnya
namunku tak pernah lupa senyumnya
kusudah lupa suaranya
namunku tak pernah lupa tangisnya
kusudah lupa cintanya
namunku tak pernah lupa sentuhannya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mari berbagi